Headlines News :
Home » » Setan Modern Yang Mempengaruhi Anak Muda Jaman Sekarang

Setan Modern Yang Mempengaruhi Anak Muda Jaman Sekarang

Written By Noris Diaz Ramadhani on Rabu, 31 Oktober 2012 | 23.14


Belum lama lama ini di Kota Purwokerto baru saja dihelat konser salah satu band papan atas Indonesia. Band itu belum berdiri. Namun, gaungnya sudah terasa. Salah satunya ia melebarkan sayapnya dengan menggelar konser di GOR Satria , Purwokerto .
Ada hal menarik yang aku pelajari dari fenomena ini. Ketika band-band besar akan menghelat acara hiburan maka sontak kawula muda tak mau ketinggalan. Mereka seakan berebut untuk melihat secara langsung artis pujaan hati mereka tampil diatas panggung. Tiket konser yang harganya ratusan ribu rela dibeli untuk memuaskan hasrat bertemu sang idola. Bahkan, jauh sebelum konser dihelat, tiket telah ludes terjual. Even Organizer (EO) yang menghelat acara terbilang sukses. Mereka mendapat banyak keuntungan karena tingginya minat kaum muda menyaksikan acara mereka.
Saat acara berlangsung cewek-cewek berteriak histeris. Seakan ingin menangis. Ingin sekali rasanya mereka disentuh oleh sang artis. Ingin sekali rasanya mereka bisa disentuh, dipeluk, dan dicium oleh sang vokalis band. Itulah yang menjadi fenomena ditengah masyarakat kita. Kawula muda keranjingan anak band. Terlebih personel band memang cakap-cakap. Terdiri dari cowok muda bersuara emas dan pandai memainkan instrument musik. Lagu-lagunya membuat yang mendengar semangat mengikuti liriknya. Semua yang hadir diacara konser ikut bernyanyi. Bersama menyanyikan lagu. Bagaimana jika lagu yang dinyanyikan ialah lagu kesyirikan? Adapula lagu-lagu cengeng atau lagu cinta yang menggiring masyarakat untuk berbuat maksiat. Masya Allah, naudzu billahi min dzaalik.
Mari bandingkan dengan pengajian yang dihelat di masjid. Saat acara-acara ibadah diumumkan bagaimana reaksi kawula muda? Bagaimana keinginan anak muda untuk mendatangi masjid. Apakah saat waktu sholat telah tiba cewek dan cowok berbondong-bondong datang ke masjid? Apakah mereka juga bersemangat mendatangi kegiatan ibadah seperti itu? Apakah anak muda kita berlomba-lomba berzikir di dalam masjid? Khusyu’ beribadah di dalamnya. Membaca Alquran, sholat sunah, mengikuti pengajian? Apakah mereka seperti itu? Mari kita renungkan. Jawabannya tidak, bukan? Dewasa ini sangatlah kurang anak muda yang mau melakukan seperti itu.
Saat adzan maghrib telah dikumandangkan kebanyakan mereka masih berada di jalan. Pemuda sedang berbincang bersama teman di warung kopi. Ada juga yang sedang bermain game online di warung internet. Pemudi sedang asyik membicarakan cowok ganteng yang mereka temui siang tadi. Telinga meraka disumbat oleh headset. Sambil mendengar lagu-lagu populer yang sekarang sedang tenar. Mendengar lagu-lagu pop yang menempati posisi teratas tangga lagu minggu ini. Mulut mereka komat-kamit. Bukannya komat-kamit dalam berzikir ingat kepada Tuhannya. Melainkan komat kamit mengikuti suara sang vokalis. Yang laki-laki menirukan gaya gitaris dan drummer dalam memainkan instrumen.
Mereka tak peduli suara adzan yang jelas terdengar ditelinga mereka. Tak sedikit pun terbersit dihati untuk melangkahkan kaki ke masjid. Mengerjakan sholat maghrib secara berjamaah. Saat qomat dikumandangkan oleh muadzin mereka masih asyik asyik dengan urusannya masing-masing.
Jarang sekali anak muda mau melaksanakan sholat lima waktu. Padahal, sholat adalah kewajiban. Sesuatu yang harus dikerjakan. Sholat adalah tiang agama. Jika tidak sholat, dosa yang akan didapat. Bahkan, Allah menghukumi orang yang tak melaksanakan sholat sebagai (maaf) orang kafir. Jelas dalilnya. Lantas bagaimana dengan pemuda zaman sekarang. Usianya sudah baligh. Sudah bermimpi bagi lak-laki. Sudah haid bagi perempuan. Berartikan sudah wajib sholat tuh. Tapi, kok mereka tak mau sholat?
Sholat saja tak mau apalagi melaksanakan ibadah yang berat lainnya. Mungkinkah mereka mau meluangkan waktu dan tenaganya membantu membangun masjid? Kira-kira meraka mau melakukannya? Laki-laki mengangkat pasir dan semen sementara perempuan membantu menggoreng camilan. Kira-kira maukah mereka melakukannya. Sangat jarang yang mau melakukan seperti itu?
Maukah mereka mengikuti pengajian majelis taklim di masjid? Kita menyaksikan sendiri kebanyakan yang mengikuti forum itu hanyalah orang-orang tua. Bapak dan ibu-ibu yang usianya tidak muda lagi. Rata-rata usia mereka sudah setengah abad. Jarang sekali dijumpai anak muda yang mau ikut acara keagamaan seperti itu. Maukan generasi muda kita menjadi peramut masjid? Setiap hari menyapu masjid. Membersihkan masjid dari kotoran atau sampah. Mengepel lantai masjid. Tidur di masjid lalu bangun sholat malam disepertiga malam? Adakah seperti itu? Iya ada. Tetapi sangatlah sedikit.
Kebanyakan kawula muda menjauh dari tempat ibadah. Jangankan tidur di masjid, sholat saja enggan. Jangankan menyapu masjid, mendekat ke masjid saya tak pernah. Paling rajin jika anak muda kita pergi ke masjid sekali seminggu. Kapan? Saat sholat jumat. Lebih parahnya lagi hanya dua kali datang ke masjid dalam satu tahun. Kapan? Saat sholat idul fitri dan idul adha.
Anak muda hanya senang memuaskan nafsu mereka. Datang ke tempat-tempat maksiat. Datang ke acara konser musik. Disana mereka berjoget ria. Saling berdesak-desakan laki dan perempuan. Tak ada lagi batas-batas. Norma agama dilanggar. Mereka tak paham bahwa bersentuhan lelaki dan perempuan yang bukan mahrom itu dosa. Lebih baik kepala ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi dari pada melakukannya.
Generasi muda gandrung mendatangi Tempat Hiburan Malam (THM) semisal pub, diskotek, bar, tempat bilyard. Itulah kesenangan mereka. Tak takut siksaan-Nya. Mereka tak takut jika tiba-tiba gempa bumi terjadi. Tsunami terjadi. Bangunan tempat mereka berbuat mesum ambruk. Roboh semua. Tubuh mereka hanyut dibawa gelombang tsunami.
Inilah potret buram generasi muda Indonesia. Generasi harapan bangsa. Generasi yang telah rusak dimakan pengaruh setan. Generasi yang dipengaruhi oleh globalisasi yang semakin deras. Meraka telah tenggelam dalam kemaksiatan. Tenggelam dalam seks bebas, narkoba, bergaul sesama jenis, acara musik, tawuran pelajar dan mahasiswa.
Bagaimana jika mereka semua yang rusak itu dikemudian hari menjadi pemimpin? Bagimana jika pemuda yang suka mabuk-mabukan dijadikan bupati dikemudian hari? Bagaimana jika pemuda yang suka berzina atau bermain wanita menjadi seorang gubernur? Bagaimana jika wanita pengguna narkoba besok menjadi anggota DPR? Bagaimana pemudi yang tadinya suka keluyuran ke klab malam, THM, pub, atau diskotek menjadi walikota? Tentu rusaklah daerah yang dipimpinnya.
Kebijakan yang ia ambil semata menguntungkan dirinya sendiri dan golongan. Kebijakan yang diambil olehnya dalam mengatur negara senantiasa bertentangan dengan norma agama dan kesopanan. Tempat Hiburan Malam dilegalkan. Alih-alih menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bagaimana daerah bisa sejahtera dunia akhirat jika PAD-nya berasal dari uang harom? Bagaimana bisa aman kondom dijual ditempat-tempat umum? Malah kondom diperbolehkan. Si pejabat tak melarang penggunaan alat kontrasepsi bagi pemuda maupun pemudi diluar nikah. Alih-alih mencegah menularnya HIV/AIDS. Padahal jika ingin mencegah HIV/AIDS bukan dengan melegalkan penjualan kondom secara bebas. Perbaiki kualitas agama dan moral anak muda. Itulah solusinya. Ini sama halnya secara tak langsung membolehkan bergaul bebas. Asalkan pakai “pengaman”. Naudzu billaahi min dzaalik.
Ada lagi. Orang yang semasa remajanya suka menenggak minuman keras saat menjadi pejabat berupaya melegalkan miras. Alih-alih sebagai sumber PAD. Padahal miras kan dilarang keras oleh agama. Miras harom dimata agama. Tak boleh. Ada 10 golongan orang yang dilaknat sehubungan dengan miras. Termasuk orang yang membeli, menjual, menyuruh menjual, mengiklankan dll.
Pada akhirnya rusaklah negeri ini. Negeri yang semula diperjuangkan oleh pahlawan dengan darah dan harta kini hancur lebur. Akibat generasinya termakan pengaruh zaman.Tergerus oleh tipu daya setan. Berbuat dosa. Maksiat merajalela dimana-mana. Ini tentu tak kita harapkan.
Oleh karenanya mulai sekarang mari berbuat sesuatu. Jangan sampai kita menyesal. Menyesal dunia dan akhirat. Menyesal dunia karena negeri ini penuh dengan kemaksiatan. Negeri yang semrawut. Negeri yang banyak korupsi dan dosa didalamnya. Menyesal diakhirat lebih parah lagi. Menyesal karena kebanyakan penduduknya masuk kedalam neraka. Tertipu oleh tipudaya setan. Masuk kedalam neraka selama-lamanya. Kekal tak berpenghabisan. Itu tak kita harapkan bukan?
Maka dari itu dari sekarang kita mulailah rajin untuk berbuat kebaikan di jalan allah swt , jangan sampai anak cucu kita nanti menjadi penerus yang bejat .
Share this post :

Posting Komentar

 
Support :Materi Anak TKJ
Copyright © 2011. Noris TKJ - All Rights Reserved
Durated Aku Terupdate Published by Modif Template SEO
Proudly powered by Blogger